Kamis, 02 April 2015

Hewan



                                                KAPITA SELEKTA HEWAN
 

1.    Kapita selekta adalah kumpulan karangan yang masing-masing menguraikan sesuatu persoalan, tetapi persoalan yang diuraikan itu termasuk dalam lingkungan sesuatu ilmu pengetahuan. (J.C.T. Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Kapita selekta adalah bunga rampai karya ilmiah yang dianggap penting. Jadi menurut saya, kapita selekta hewan adalah kumpulan karya ilmiah yang mengurai suatu persoalan tentang ekofisiologi hewan. Dalam kaitan dengan nilai pentingnya antara jurnal/pengetahuan yang dibahas sebagai pembelajaran imlu murni dengan pembelajaran pendidikan biologi/IPA, menurut saya keduaanya saling berkaitan erat dan saling melengkapi. Bahwa sebagai seorang guru biologi harus menguasai ilmu murni biologi sebagai konsentrasi utama atau rana kognitif yang dilengkapi dengan penguasaan terhadap pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran biologi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap siswa/siswi di sekolah.
(Sumber : catatan pribadi)

2.    Tema pokok yang saya bahas untuk presentasi adalah Sistem Saraf. Dari tema pokok ini saya mengambil jurnal dengan judul asli “Calcium Mediates the NO-induced Potassium Current in Toad and Rat Olfactory Receptor Neurons”. Penelitiannya dilakukan oleh O. Schmachtenberg dan J. Bacigalupo yang menggunakan potongan sel epitel penciuman dari C. caudiverbera dan tikus yang dimasukan kedalam larutan yang didesain semirip mungkin dengan amphibi, mamalia dan larutan internal sebagai kontrolnya. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ORNs bukanlah satu-satunya sumber NO dalam epitel penciuman. Mungkin NO dari sumber yang lain mempengaruhi sinyal penciuman di silia dan dendrit, mungkin mencapai target yang lebih proksimal seperti bagian somata atau aksonal dari ORNs. Target molekul ORN tanggap terhadap NO mungkin didistribusikan di seluruh sel membran, tapi benar-benar digunakan hanya di bola pencium. Pengaruhnya diperlukan GTP dalam larutan internal dan bisa diblokir oleh larutan guanylyl siklase-inhibitor LY83583, menunjukkan bahwa itu dimediasi oleh cGMP. Berdasarkan hasil tersebut, penulis menyarankan jalur CO/cGMP di penciuman transduksi dan beralih mungkin antara NO dan CO selama pengembangan. Meskipun cGMP terikat NO dan CO rangsangan saluran CNG muncul sebanding yang melibatkan baik cGMP maupun saluran CNG, jelas merupakan fenomena yang terpisah. Penelitian di masa depan harus menjelaskan fungsi sinyal NO pada ORNs vertebrata.
Fikrie El Mujahid (2009), melaporkan adanya pemendekan mula kerja anestesi lokal pada penambahan natrium bikarbonat. Ketika pH ekstraseluler meningkat karena penambahan natrium bikarbonat, berkurangnya pH intraseluler selama difusi CO2 bisa juga memainkan peran dalam meningkatkan blokade anestesi lokal selama protonasi basa bebas anestesi lokal intraseluler (ion trapping) dan meningkatkan gradien konsentrasi basa bebas anestesi lokal melintasi membran plasma. Hal ini disebabkan penambahan natrium bikarbonat menyebabkan terjadinya alkalinisasi. Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam bentuk larutan. Sebelum mencapai tempat kerjanya obat harus berdifusi melalui jaringan penyambung dan membran sel lain, dan hal ini hanya mungkin terjadi dengan bentuk amin yang tidak bermuatan listrik. Untuk menembus membran neuron, larutan non ion larut lemak dibutuhkan. Mula kerja anestetik lokal merefeksikan difusi dari bentuk non ion larut lemak menembus membran saraf. Semakin banyak bentuk non ion, semakin cepat pula mula kerjanya.
Hendry Halim, dkk, (2006) menyatakan paparan alkohol kronik menurunkan kepadatan sel granula pada lapisan granular cerebellum tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa. Mereka melaporkan salah satu mekanisme kerusakan sel granula cerebellum yang diyakini berkaitan dengan toksisitas alkohol adalah mekanisme peningkatan fluiditas membran. Peningkatan fluiditas terjadi karena alkohol mengikat hidrogen dan senyawa alkil lain pada membran yang menyebabkan terganggunya lipid phase transition  temperature, yaitu suhu yang dapat menyebabkan membran lipid berubah dari cair (liquid state) menjadi gel (solid state). Hal ini menyebabkan membran lipid berubah menjadi lebih cair, akibatnya pergerakan dan interaksi protein membran meningkat. Gangguan fluiditas membran mengakibatkan influks berlebihan sejumlah ion yang pada keadaan normal dipertahankan dalam keseimbangan yang dinamis. Masuknya ion Ca2+ secara berlebihan ke dalam sel memacu kerusakan membran mitokondria. Kerusakan ini dikarenakan Ca2+ yang berlebihan menyebabkan gangguan potensial listrik trans-membran dan Ca2+ overload menyebabkan terbukanya saluran nonselektif berukuran besar yang disebut Permeable Transition Pore ( PT-pore).
(Sumber : Fikrie El Mujahid (2009) Pengaruh Penambahan Natrium Bikarbonat Terhadap Mula Kerja Bupivakain 0,5 % Pada Blokade Saraf Perifer Katak dan Hendry Halim, dkk, (2006) Jurnal Anatomi Indonesia).

3.    Menurut saya, Endoskeleton berkembang pada iaringan tubuh yang lebih dalam dan organ yang merupakan mineralisasi jaringan yang memberikan dukungan kepada struktur internal dari hewan. Selama kehidupan embrio perkembangannya berasal dari jaringan mesodermal dan dibentuk oleh notochord dan tulang rawan. Eksoskeleton sebagian besar mengandung bagian tubuh non hidup misalnya sisik ikan, rambut pada kebanyakan hewan, tanduk, bulu pada burung tapi dalam bulu ini ada otot yang melekat, bagian yang keras adalah endoskeleton dan merupakan bagian hidup tubuh yang merespon terhadap rangsangan dari otak. Pengembangan endoskeleton berkembang dari mesoderm atau endoderm dan eksoskeleton dari ektoderm.

4.    Ruminansia digolongkan sebagai fermentor foregut karena dalam lambung ruminansia terdapat mikroba dan mikroba ini mengkonsumsi glukosa dari selulosa tetapi menghasilkan asam lemak hewan dapat digunakan untuk energi. Mikroba juga dapat dicerna lebih lanjut sepanjang saluran pencernaan karena mereka juga merupakan sumber protein. Proses pencernaan lebih lambat namun memiliki keuntungan dari memberikan lebih banyak nutrisi dan membuang-buang energi lebih sedikit. Sementara golongan hindgut fermentors mengalami pembesaran saluran pencernaan sesudah usus yaitu pada cecum dan atau colon yang dihuni oleh mikroba dan berfungsi sebagai tempat proses pencernaan fermentatif. Sistem pencernaannya disebut monogastrik funktional caecum system. Hewan-hewan ini kurang efisien pada mencerna makanan mereka dan kadang-kadang dapat diamati berlatih coprophagy (makan tinja). 

5.    Iya. Karena sel puncah atau stem cell memiliki kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh tanpa harus melalui pembuahan. Stem cell memiliki sifat, mampu meregenerasi dirinya sendiri dan memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi sel lain.
(Sumber : http://saintisbiologiunej.esy.es/2013/12/contoh-makalah-perkembangan-hewan/ dan Stem sel dan produk stem sel untuk pengobatan regenerative, Drh. Yuda Heru Fibrianto, MP. PhD./SemNas Biologi UNNES 2014)

6.    Frekuensi pernafasan pada anak-anak lebih tinggi dibandingkan orang tua karena proses pertumbuhan sel pada anak-anak lebih besar menyebabkan mereka membutuhkan energi yang lebih banyak sementara pada orang tua atau dewasa frekuensi pernafasan menjadi lebih lambat karena aktivitas sel-sel dalam tubuh orang dewasa telah mengalami penurunan.

7.    Yang terjadi pada otot sehingga tampak seperti otot binaragawan merupakan kemampuan otot rangka memperlihatkan kemampuan berubah atau plastisitas yang besar dalam memberi respon terhadap berbagai bentuk perlatihan. Plastisitas ini berupa adaptasi aktivitas kontraksi yang berbeda akibat bentuk latihan yang berbeda, yang dalam hal ini adalah latihan kekuatan (strength) dan daya tahan (endurance). Dalam suatu latihan otot, beban kerja diberikan dalam bentuk massa yang harus dilawan atau dipindahkan oleh gaya kontraksi otot. Dengan memperhatikan besar beban (resistance/intensity) dan ulangan kontraksi otot (repetitions), pembebanan terhadap otot dapat diatur. Ini dikenal sebagai hipertrofi yang merupakan peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot, jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara sederhana disebut hipertrofi serat.
Mekanisme terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya, sehingga menghasilkan jumlah filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progesif di dalam miofibril. Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan jumlah miofibril tambahan inilah yang terutama menyebabkan serat otot menjadi hipertrofi.
(Sumber : Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot Rangka, dr. Nani Cahyani Sudarsono, Sp.KO. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan http://putramahadewa.wordpress.com/2010/03/30/hipertrofi-otot/). 



TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar