KAPITA
SELEKTA HEWAN
1.
Kapita
selekta adalah kumpulan karangan yang masing-masing menguraikan sesuatu
persoalan, tetapi persoalan yang diuraikan itu termasuk dalam lingkungan
sesuatu ilmu pengetahuan. (J.C.T. Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta, 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), Kapita selekta
adalah bunga rampai karya ilmiah yang dianggap penting. Jadi menurut saya,
kapita selekta hewan adalah kumpulan karya ilmiah yang mengurai suatu persoalan
tentang ekofisiologi hewan. Dalam kaitan dengan nilai pentingnya antara
jurnal/pengetahuan yang dibahas sebagai pembelajaran imlu murni dengan pembelajaran
pendidikan biologi/IPA, menurut saya keduaanya saling berkaitan erat dan saling
melengkapi. Bahwa sebagai seorang guru biologi harus menguasai ilmu murni
biologi sebagai konsentrasi utama atau rana kognitif yang dilengkapi dengan
penguasaan terhadap pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran biologi
sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap
siswa/siswi di sekolah.
(Sumber : catatan pribadi)
2.
Tema
pokok yang saya bahas untuk presentasi adalah Sistem Saraf. Dari tema pokok ini
saya mengambil jurnal dengan judul asli “Calcium
Mediates the NO-induced Potassium Current in Toad and Rat Olfactory Receptor
Neurons”. Penelitiannya dilakukan oleh O. Schmachtenberg dan J. Bacigalupo
yang menggunakan potongan sel epitel penciuman dari C. caudiverbera dan tikus yang dimasukan kedalam larutan yang
didesain semirip mungkin dengan amphibi, mamalia dan larutan internal sebagai
kontrolnya. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa ORNs bukanlah satu-satunya sumber
NO dalam epitel penciuman. Mungkin NO dari sumber yang lain mempengaruhi sinyal
penciuman di silia dan dendrit, mungkin mencapai target yang lebih proksimal
seperti bagian somata atau aksonal dari ORNs. Target molekul ORN tanggap
terhadap NO mungkin didistribusikan di seluruh sel membran, tapi benar-benar
digunakan hanya di bola pencium. Pengaruhnya diperlukan GTP dalam larutan
internal dan bisa diblokir oleh larutan guanylyl siklase-inhibitor LY83583,
menunjukkan bahwa itu dimediasi oleh cGMP. Berdasarkan hasil tersebut, penulis
menyarankan jalur CO/cGMP di penciuman transduksi dan beralih mungkin antara NO
dan CO selama pengembangan. Meskipun cGMP terikat NO dan CO rangsangan saluran
CNG muncul sebanding yang melibatkan baik cGMP maupun saluran CNG, jelas
merupakan fenomena yang terpisah. Penelitian di masa depan harus menjelaskan
fungsi sinyal NO pada ORNs vertebrata.
Fikrie El Mujahid (2009), melaporkan adanya
pemendekan mula kerja anestesi lokal pada penambahan natrium bikarbonat. Ketika
pH ekstraseluler meningkat karena penambahan natrium bikarbonat, berkurangnya
pH intraseluler selama difusi CO2 bisa juga memainkan peran dalam meningkatkan
blokade anestesi lokal selama protonasi basa bebas anestesi lokal intraseluler
(ion trapping) dan meningkatkan gradien konsentrasi basa bebas anestesi lokal
melintasi membran plasma. Hal ini disebabkan penambahan natrium bikarbonat
menyebabkan terjadinya alkalinisasi. Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal
hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam bentuk larutan. Sebelum mencapai
tempat kerjanya obat harus berdifusi melalui jaringan penyambung dan membran
sel lain, dan hal ini hanya mungkin terjadi dengan bentuk amin yang tidak
bermuatan listrik. Untuk menembus membran neuron, larutan non ion larut lemak
dibutuhkan. Mula kerja anestetik lokal merefeksikan difusi dari bentuk non ion
larut lemak menembus membran saraf. Semakin banyak bentuk non ion, semakin
cepat pula mula kerjanya.
Hendry Halim, dkk,
(2006) menyatakan paparan alkohol kronik menurunkan kepadatan sel granula pada
lapisan granular cerebellum tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan dewasa. Mereka melaporkan salah satu mekanisme kerusakan
sel granula cerebellum yang diyakini berkaitan dengan toksisitas alkohol adalah
mekanisme peningkatan fluiditas membran. Peningkatan fluiditas terjadi karena
alkohol mengikat hidrogen dan senyawa alkil lain pada membran yang menyebabkan
terganggunya lipid phase transition
temperature, yaitu suhu yang dapat menyebabkan membran lipid berubah dari
cair (liquid state) menjadi gel (solid state). Hal ini menyebabkan
membran lipid berubah menjadi lebih cair, akibatnya pergerakan dan interaksi
protein membran meningkat. Gangguan fluiditas membran mengakibatkan influks
berlebihan sejumlah ion yang pada keadaan normal dipertahankan dalam keseimbangan
yang dinamis. Masuknya ion Ca2+ secara berlebihan ke dalam sel
memacu kerusakan membran mitokondria. Kerusakan ini dikarenakan Ca2+
yang berlebihan menyebabkan gangguan potensial listrik trans-membran dan Ca2+ overload menyebabkan terbukanya saluran nonselektif berukuran besar
yang disebut Permeable Transition Pore
( PT-pore).
(Sumber : Fikrie El Mujahid (2009) Pengaruh
Penambahan Natrium Bikarbonat Terhadap Mula Kerja Bupivakain 0,5 % Pada Blokade
Saraf Perifer Katak dan Hendry Halim, dkk,
(2006) Jurnal Anatomi Indonesia).
3.
Menurut
saya, Endoskeleton berkembang pada iaringan tubuh yang lebih dalam dan organ yang
merupakan mineralisasi jaringan yang memberikan dukungan kepada struktur
internal dari hewan. Selama kehidupan embrio perkembangannya berasal dari
jaringan mesodermal dan dibentuk oleh notochord dan tulang rawan. Eksoskeleton
sebagian besar mengandung bagian tubuh non hidup misalnya sisik ikan, rambut
pada kebanyakan hewan, tanduk, bulu pada burung tapi dalam bulu ini ada otot
yang melekat, bagian yang keras adalah endoskeleton dan merupakan bagian hidup
tubuh yang merespon terhadap rangsangan dari otak. Pengembangan endoskeleton
berkembang dari mesoderm atau endoderm dan eksoskeleton dari ektoderm.
4.
Ruminansia
digolongkan sebagai fermentor foregut karena dalam lambung ruminansia terdapat
mikroba dan mikroba ini mengkonsumsi glukosa dari selulosa tetapi menghasilkan
asam lemak hewan dapat digunakan untuk energi. Mikroba juga dapat dicerna lebih
lanjut sepanjang saluran pencernaan karena mereka juga merupakan sumber
protein. Proses pencernaan lebih lambat namun memiliki keuntungan dari
memberikan lebih banyak nutrisi dan membuang-buang energi lebih sedikit.
Sementara golongan hindgut fermentors mengalami pembesaran saluran pencernaan
sesudah usus yaitu pada cecum dan atau colon yang dihuni oleh mikroba dan
berfungsi sebagai tempat proses pencernaan fermentatif. Sistem pencernaannya
disebut monogastrik funktional caecum system. Hewan-hewan ini kurang efisien pada mencerna makanan mereka dan
kadang-kadang dapat diamati berlatih coprophagy
(makan tinja).
5.
Iya.
Karena sel puncah atau stem cell memiliki
kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik
yang membentuk berbagai jaringan tubuh tanpa harus melalui pembuahan. Stem cell memiliki sifat, mampu
meregenerasi dirinya sendiri dan memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi sel
lain.
(Sumber : http://saintisbiologiunej.esy.es/2013/12/contoh-makalah-perkembangan-hewan/ dan Stem sel dan
produk stem sel untuk pengobatan regenerative, Drh. Yuda Heru Fibrianto, MP.
PhD./SemNas Biologi UNNES 2014)
6.
Frekuensi
pernafasan pada anak-anak lebih tinggi dibandingkan orang tua karena proses
pertumbuhan sel pada anak-anak lebih besar menyebabkan mereka membutuhkan
energi yang lebih banyak sementara pada orang tua atau dewasa frekuensi
pernafasan menjadi lebih lambat karena aktivitas sel-sel dalam tubuh orang
dewasa telah mengalami penurunan.
7.
Yang
terjadi pada otot sehingga tampak seperti otot binaragawan merupakan kemampuan
otot rangka memperlihatkan kemampuan berubah atau plastisitas yang besar dalam
memberi respon terhadap berbagai bentuk perlatihan. Plastisitas ini berupa
adaptasi aktivitas kontraksi yang berbeda akibat bentuk latihan yang berbeda,
yang dalam hal ini adalah latihan kekuatan (strength)
dan daya tahan (endurance). Dalam
suatu latihan otot, beban kerja diberikan dalam bentuk massa yang harus dilawan
atau dipindahkan oleh gaya kontraksi otot. Dengan memperhatikan besar beban (resistance/intensity) dan ulangan
kontraksi otot (repetitions),
pembebanan terhadap otot dapat diatur. Ini dikenal sebagai hipertrofi yang
merupakan peningkatan jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap serat otot,
jadi menyebabkan pembesaran masing-masing serat otot, yang secara sederhana
disebut hipertrofi serat.
Mekanisme terjadi hipertrofi, sintesis protein
kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurnya,
sehingga menghasilkan jumlah filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara
progesif di dalam miofibril. Kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di
dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril yang baru. Jadi, peningkatan
jumlah miofibril tambahan inilah yang terutama menyebabkan serat otot menjadi
hipertrofi.
(Sumber : Pengaruh Latihan Terhadap Kerja Otot
Rangka, dr. Nani Cahyani Sudarsono, Sp.KO. Departemen Ilmu Faal Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dan http://putramahadewa.wordpress.com/2010/03/30/hipertrofi-otot/).
TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar