“Sistem Hormon dan Perubahan Hormon Tiroid Dalam Fase Fisiologis Yang
Berbeda Pada Kambing Putih”
Bab I
Pendahuluan
Terdapat dua tipe sistem integrasi pada
hewan. Pertama sistem saraf, yaitu terbentuk dari suatu jaringan komunikasi
yang melaksanakan koneksi dengan cepat dan spesifik didalam tubuh. Kedua sistem
hormon yaitu zat-zat kimiawi yang
dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Hormon-hormon disalurkan ke
seluruh bagian tubuh (George H. Fried dan George J. Hademenos, 2005: 240).
Hormon biasanya dianggap sebagai sekresi zat
kimiawi dari struktur endokrin pada bagian tubuh organisme sera memiliki efek
metabolik yang sangat besar pada struktur organ didalam tubuh. Hormon dapat
ditemukan pada semua golongan hewan baik invertebrata maupun vertebrata. Hormon
akan bekerja secara efektif pada konsentrasi rendah. Pada umumnya sistem
endokrin bekerja untuk mengendalian berbagai fungsi fisiologis tubuh, antara
lain aktivitas metabolisme, petrumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan
regulasi ionik. Sistem endokrin atau sistem hormon dapat disebut juga sistem
kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk
mengeluarkan sekretnya. Adapun sekret yang dikeluarkan sistem endokrin disebut
hormon (Wiwi, 2006:113).
Sistem hormon pada vertebrata dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
kelenjar utama, yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari, dan kelenjar
endokrin tepi (Wiwi, 2006:131-132). Dalam makalah ini akan membahas tentang
hormon tiroid pada kambing ketika dalam periode kehamilan. Pada saat proses
pembuahan setiap janin yang normal akan mengalami masa pertumbuhan, salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut adalah hormon pertumbuhan. Hormon
pertumbuhan merangsang pertumbuhan tubuh pada semua hewan dan berpengaruh
terhadap metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Hormon pertumbuhan juga
dapat merangsang hati untuk melepaskan somatomedin, yang dapat merangsang
mitosis dalam jaringan tulang. Hormon pemacu tiroid (TRH) merangsang kelenjar
tiroid (kelenjar gondok) untuk menyekresikan hormon tiroksin (T4) dan
triiordotironin (T3), yang dapat mengendalikan laju metabolisme pada mamlia dan
metamorfosis pada amfibi. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang
berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah, dan hormon tiroid yang
berfungsi meningkatkan metabolisme sel dan berperan penting dalam pertumbuhan
serta pemasakan sel (tubuh) secara normal (Wiwi, 2006:133). Level hormon tiroid
pada saat fase atau periode fisiologis yang dialami kambing pada beberapa fase
seperti breeding, gestasi, Pospartum, dan menyususi akan berbeda.
Artikelnya bagus (y)
BalasHapusBolehkah Saya bertanya; (1) bagaimana bila kadar hormon tiroid abnormal?; (2) apakah dapat berdampak buruk bagi kehamilan Si Kambing Putih?; dan (3) apa saja gejala-gejalanya. Mohon jawabannya. Trims.