BAB
II
PEMBAHASAN
A. Peran Utama Pembelahan Sel
Suatu organisme
uniseluler seperti Amoeba membelah
diri untuk membentuk keturunannya yang sama dengan Amoeba induk. Pembelahan sel juga terjadi pada organisme
multiseluler seperti manusia. Pembelahan dimulai dari satu sel telur yang
dibuahi sperma. Bahkan ketika organisme itu tumbuh dewasa, pembelahan sel terus
berlangsung yang berfungsi untuk pembaruan dan perbaikan, mengganti sel yang
mati. Contoh sel yang terus membelah adalah sel darah dalam sum-sum tulang.
Reproduksi dalam
sel tidak berlangsung dengan mudah. Pembelahan sel melibatkan distribusi materi
genetik yang identik – DNA – kepada kedua sel anak. Hal yang istimewah dalam
pembelahan sel adalah saat dimana ketepatan dalam penyampaian DNA, dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Genom
prokariot pada umumnya berupa molekul DNA tunggal sedangkan genom eukariot
tersusun atas sejumlah tertentu molekul DNA. Panjang kesuluruhan DNA sel
eukariot sangatlah mengagumkan. Sel manusia sebagai contohnya memiliki DNA
sepanjang 2 meter (250.000 kali lipat diameter sel) dan sebelum sel membelah
untuk membentuk sel anak identik, keseluruhan DNA tersebut haruslah diduplikasi
dan kedua duplikat tersebut selanjutnya dipisahkan sehingga tiap-tiap sel anak
memiliki genom yang lengkap.
Replikasi
dan distribusi dari sebegitu banyak DNA dapat dikendalikan karena molekul DNA
terkemas dalam kromosom. Setiap
spesies eukariot memiliki jumlah kromosom tertentu di dalam nukleusnya. Sebagai
contoh sel somatik manusia
memiliki 46 kromosom yang tersusun atas 23 pasang, setiap pasang diwarisi dari
ayah atau ibu. Sel reproduktif (gamet)
yaitu sel telur dan sel sperma, memiliki separuh jumlah kromosom yang dimiliki
sel somatik (satu set terdiri dari 23 pada manusia). Jumlah kromoson sel somatik
bervariasi diantara spesies misalnya 18 pada tumbuhan kubis, 56 pada gajah, dan
148 pada salah satu spesies alga.
Kromosom
sel eukariot terbuat dari kromatin,
yaitu komponen DNA yang berasosiasi dengan molekul protein. Setiap kromosom
terdiri atas molekul DNA linier yang sangat panjang dan membawa beberapa ratus
hingga beberapa ribu gen (unit yang membawa sifat yang diturunkan).
Pada
saat sel tidak membelah, atau sel dalam keadaan menduplikasi DNAnya untuk
mempersiapkan pembelahan sel, setiap kromosom di dalam sel tersebut berbentuk
serat kromatin yang panjang dan tipis. Sesudah terjadi duplikasi DNA, kromosom
memadat. Tiap serabut kromatin menjadi sangat padat, melilit dan melipat
menjadikan kromosom yang berbentuk lebih pendek dan tebal sehingga dapat
diamati di bawah mikroskop cahaya.
Setiap
kromosom yang terduplikasi memiliki dua sister
chromatids. Ke-dua kromatid tersebut (masing-masing mengandung molekul
DNA yang identik) pada awalnya saling menempel karena adanya protein cohesins
(penempelan ini dikenal sebagai sister chromatid cohesion). Dalam
bentuknya yang padat, kromosom yang terduplikasi memiliki sentromer, yaitu suatu area khusus
dimana ke dua kromatid melekat. Bagian lain dari kromatid diluar sentromer
disebut lengan kromatid. Pada tahap pembelahan sel selanjutnya, ke dua sister
chromatid terpisah dan bergerak menuju nucleus baru yang terbentuk di
tiap-tiap ujung sel. Ketika sister chromatid terpisah, sister kromatid
tersebut dianggap sebagai kromosom sehingga tiap nukleus baru memiliki koleksi
kromosom yang identik dengan sel induk. Mitosis
yaitu pembelahan nucleus yang pada umumnya disertai dengan sitokinesis, pembelahan sitoplasma.
Sel yang semula satu menjadi dua sel yang memiliki genetik yang sama dengan sel
induk.
Gambar 1. Duplikasi dan
Distribusi Kromoson Selama Mitosis
Manusia
mewarisi 46 kromosom, 23 dari ayah dan 23 lagi dari ibu. Kedua set kromosom
tersebut (masing-masing 23) bergabung di dalam nucleus sebuah sel ketika sel
sperma bersatu dengan sel telur membentuk sel telur yang terfertilisasi atau
zigot. Mitosis dan sitokinesis akan menghasilkan 200 biliun sel somatik yang menyusun
tubuh manusia, dan proses yang sama berlanjut untuk menghasilkan sel-sel baru
menggantikan sel-sel yang mati atau rusak. Manusia juga menghasilkan sel gamet yaitu
sel sperma dan sel telur yang memiliki gen bervariasi melalui pembelahan meiosis.
Meisosis
menghasilkan sel-sel anak yang tidak identik dan hanya memiliki satu set
kromosom (pada manusia 23), jadi hanya memiliki separuh jumlah kromosom sel induk.
Meiosis hanya terjadi di dalam gonad (ovary
dan testis). Pada setiap generasi manusia, meiosis mereduksi jumlah kromosom
dari 46 (dua set kromosom) menjadi 23 (satu set). Fertilisasi menggabungkan ke
dua gamet dan mengembalikan jumlah kromosom menjadi 46, dan mitosis menjaga
jumlah tersebut dalam tiap nukleus sel somatik individu baru.
B. Siklus Sel
Pembelahan sel
terjadi untuk reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pembelahan sel dibagi
atas dua yakni pembelahan sel secara langsung dan pebelahan sel secara tidak
langsung. Pembelahan sel secara langsung yakni Amitosis atau yang dikenal
dengan nama pembelahan biner (Bynnari
fission). Sementara pembelahan sel cara tidak langsung terbagi atas mitosis
dan meiosis. Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci pembelahan diatas.
a)
Amitosis
Amitosis merupakan pembelahan sel
yang terjadi pada sel prokariotik. Proses pembelahannya terjadi dimana sel
induk membelah menjadi dua sel, dari dua sel tersebut masing-masing membelah
lagi dan seterusnya. Hasil pembelahan sel ini identik dengan induknya. Proses
pembelahannya pun relatif sederhana daripada pembelahan pada sel eukariotik
yang rumit dan kompleks. Sirkular kromosom DNA tunggal pada bakteri tidak
tertutup dalam ini melainkan menempati lokasi tertentu dalam sel.
Kromosom bakteri melekat pada
membrane plasma di sekitar titik tengah sel. Titik awal replikasi, dekat dengan
lokasi pengikatan kromosom pada membran plasma. Replikasi DNA terjadi dua arah,
masing-masing bergerak menjauh dari asal di kedua helai loop secara bersamaan.
Sebagai untaian ganda baru terbentuk, setiap titik asal bergerak menjauh menuju
ujung-ujung sel. Untuk pemanjangan sel, perpindahan kromosom membantu
pemanjangan membrane. Setelah kromosom selesai membela di titik tengah, sel
memanjang, pemisahan sitoplasma dimulai. Pembentukan dua cincin dari protein FtsZ,
mengarahkan partisi antara nucleoids. Pembentukan cincin FtsZ memicu akumulasi
protein lain yang bekerja sama untuk membentuk membran dan dinding sel baru.
Sebuah septum terbentuk antara nukleoid, memperluas secara bertahap dari
pinggiran menuju pusat sel. Sel baru terbetntuk.
Gambar
2. Proses Amitosis
b)
Mitosis
Fase-fase
siklus sel
Mitosis merupakan bagian kecil
dalam dalam siklus sel. Kenyataannya fase mitotik yang mencakup fase mitotic
dan sitokinesis merupakan fase terpendek dalam siklus sel. Pembelahan sel bergantian
membelah pada fase interfase. Pada fase ini sel tumbuh dan membuat salinan
kromosom-kromosom sebagai persiapan untuk membelah sel. Interfasi dibagi dalam
beberapa subfase yakni : fase G1 (first gap), fase S (sintesis),
dan fase G2 (second gap). Selama
ketiga subfase ini sel bertumbuh dengan cara menghasilkan protein dan organel
sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma. Namu kromosom
diduplikasi hanya pada fase sintesis. Lalu tumbuh lagi hingga menghasilkan sel
anak.
Gambar
3 : Siklus Sel
Secara konvensional mitosis dibagi
dalam lima tahap : prophase,
prometaphase, metaphase, anaphase, dan telophase. Sitokinesis terjadi
bertumpang tindih dengan tahap akhir mitotik.
Gelondong
Mitotik
Peristiwa mitotik bergantung pada mitotic spindle, yang mulai terbentuk
dalam sitoplasma selama profase. Struktur ini terdiri dari serat-serat yang
terbuat dari mikrotubulus dan protein-protein terkait. Ketika gelondong mitotik
dirakit, mikrotubulus lain pada sitoskeleton dibongkar sebagian. Mikrotubulus
membentuk memanjang dengan menyambungkan lebih banyak subunit protein tubulin
dan memendek dengan cara melepaskan tubulin.
Pada sel hewan perakitan
mikrotubulus gelondong dimulai dari sentrosom. Sepasang sentriol terletak di
tengah sentrosom, namun tidak esensial untuk pembelahan sel.
Selama interfase pada sel hewan,
sentrosom tunggal bereplikasi, membentuk dua sentrosom, yang tetap bersama-sama
didekat nukleus. Kedua sentrosom bergerak memisah saat profase dan prometafase
pada mitotis ketika mikrotubulus gelondong tumbuh keluar dari sentrosom. Pada
akhir prometafase, kedua sentrosom berada dikedua kutub gelondong dan
berlawanan. Aster, susunan radial mikrotubulus pendek, membentang dari setiap
kromosom. Gelondong mencakup sentrosom, mikrotubulus gelondong dan aster.
Masing-masing kedua kromatid
saudara pada kromosom tereplikasi memiliki kinetokor, struktur protein-protein
yang berasosiasi dengan bagian-bagian spesifik DNA kromosom di sentromer. Kedua
kinetokor memiliki kromosom menghadap ke daerah yang berlawanan. Selama
prometafase beberapa mikrotubulus gelondong melekat pada kinetokor. Ketika
salah satu kinetokor ditangkap oleh mikrotubulus, kromosom mulai bergerak
kearah kutub mikrotubulus tersebut. Namun pergerakan itu terhenti setelah
mikrotubulus yang berlawanan melekat ke kinetokor yang satu lagi. Pada metaphase, sentromer dari kedua
kromosom terduplikasi berada
ditengah-tengah antara kedua kutub gelondong/plate metaphase. Sementara itu mikrotubulus yang tidak melekat pada
kinetokor telah memanjang, dan pada saat metaphase
bertumpang tindih dan berinteraksi dengan mikrotubulus nonkinetokor lain dari
kutub gelondong yang berlawanan.
Gambar
4 : Gelondong Mitotik Saat Metaphase
Berikut adalah tahapan pembelahan
dalam sel hewan :
G2 Intephase :
Selaput nukleus membatasi nukleus, nukleus mengandung satu atau lebih
nukleolus, dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal,
memiliki dua sentriol, kromosom belum terkondensasi.
Prophase :
Serat kromatin terkumpar lebih rapat, sudah terkondensasi, nukleolus lenyap,
setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai kromatid saudara identik yang yang
tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengan oleh kohesin, gelondong mitotik
mulai terbentuk, sentrosom bergerak saling menjauhi.
Prometaphase :
selaput nukleus terfragmentasi, mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom mulai
memasuki nukleus, kromosom semakin terkondensasi, kromastid saudara memiliki
kinetokor, beberapa mikrotubulus mulau melekat pada kinetokor dan bergerak
maju-mundr mikrotubulus nonokinetokor akan berinteraksi dengan mikrotubulus
nonkinetokor dari kutub yang bersebrangan.
Gambar
5 : (Berurut-urut) G2 Interphase,
Prophase, dan Prometaphase
Metaphase :
sentrosom berada pada kutubnya masing-masing, kromosom berjejer pada lempeng
metaphase, untuk setiap kromosom, kromatid saudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan.
Anaphase :
Protein kohesin terbelah menyebabkan kromatid saudara terpisah secara
tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh, kedua kromosom
anakan yang terbebas mulai bergerak ke ujung-ujung sel yang berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor memendek, sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor
memanjang, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama lengkap.
Telophase :
Dua nukleus anakan terbentuk pada sel, selaput nukleus muncul dari
fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian dari sistem endomembrane.
Nukleus mulai muncul kembali, kromosom menjadi kurang terkondensasi.
Sitokinesis
Padas sel hewan, sitokinesis
menjadi proses yang dikenal sebagai penyibakan (cleavage). Awal munculnya penyibakan adalah lekukan penyibakan (cleavage furrow), lekukan dangkal
dipermukaan sel dekat lempeng metaphase.
Pada sisi lekukan yang menghadap ke sitoplasma terdapat cicin mikrofilamen
aktin yang berasosiasi dengan molekul protein miosin (Aktin dan miosin
menyebabkan kontraksi otot dan berbagai macam pergerakan sel). Mikrofilamen
aktin berinteraksi dengan molekul miosin, menyebabkan cicin itu berkontraksi.
Lekukan penyibakan semakin lekuk ke dalam hingga sel induk terbagi menjadi dua,
yang sepenuhnya terpisah masing-masing dengan nukleus, sitosol, organel, dan
berbagai struktur subseluler lainnya.
Gambar 6 : (Berurut-urut) Metaphase, Anaphase, Telophase dan
Sitokinesis
|
|
Gambar 7 : Sitokonesis pada sel
hewan dan tumbuhan
|
Pada
sel tumbuhan juga melakukan pembelahan melalui lima tahapan pembelahan seperti
pada sel hewan. Proses yang terjadi seperti berikut :
Prophase
: kromatin berkondensasi dan nukleolus mulai hilang, gelondong mitotic mulai
terbentuk.
Prometaphase :
kromosom diskret mulai terlihat, masing-masing terdiri dari dua kromatid
saudara yang identik dan berjejer, selaput nukleusterfragmentasi.
Metaphase :
gelondong telah lengkap dan semua gelondong yang melekat pada mikrotubulus
dibagian kinetokornya berada pada lempeng metaphase.
Anaphase :
kromatid dari masing-masing kromosom telah terpisah, dan kromosom anakn
bergerak ke ujung-ujung sel saat mikrotubulus kinetokor memendek.
Telophase :
Nukleus anakan terbentuk. Sitokinesis terjadi.
Gambar
8 : Mitosis pada sel tumbuhan (Berurutan : Prophase,
Prometphase, Metaphase, Anaphase, Telophase)
c)
Meiosis
Meiosis awalnya melalui tahapan
yang sama dengan mitosis yaitu replikasi kromosom, namun selanjutnya diikuti
dengan duakali pembelahan yakni Meiosis I dan Meiosis II. Pembelahan ini akan
menghasilkan sel anak yang memiliki kromosom yang separuh dari induknya. Berikut
tahapan pembelahan sel secara meiosis :
Prophase I :
kromosom mulai berkondensasi, dan homolog mulai berpasangan disepanjang lengan,
berjejer, pindah silang telah selesai saat homolog berada dalam sinapsis,
tergabung erat oleh protein disepanjang lengan kromosom, sinapsis berakhir dipertengahan
prophase dan kromosom-kromosom
pasangan bergerak sedikit memisah, setiap pasangangn homolog memiliki satu atau
lebih kiasmata, pergerakan sentrosom membentuk gelondong menghancurkan selaput
nukleus, akhirnya mikrotubulus dari salah satu kutub melekat kekedua kinetokor,
pasangan homolog bergerak ke lempeng metaphase.
Metaphase I :
pasangan kromosom homolog tersusun pada lempeng metaphase, dengan satu kromosom pada setiap pasangan menghadap
kekutubyang berbeda, kedua kromatid dari satu homolog melekat ke mikrotubulus
kinetokor dari salah satu kutub, kromatid homolog yang satu lagi melekat ke
mikrotubulusdari kutub yang bersebrangan.
Anaphase I :
penguraian protein-protein yang menyebabkan kohesi kromatid saudara disepanjang
lengan-lengan kromatid memungkinkan homolog-homolog memisah, kedua homolog
bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan, dipandu oleh apparatus gelondong,
kohesi kromatid saudara masih bertahan di sentromer, menyebabkan kedua kromatid
bergerak sebagai satu-kesatuan yang sama.
Telophase I & Sitokinesis :
setiap paruhan sel memiliki satu set haploid lengkap yang terdiri atas
kromosom-kromosom yang tereplikasi. Setiap kromosom terdiri atas kromatid
saudara. Salah satu atau kedua kromatid mengandung bagian DNA kromatid
nonsaudara, sitokinesis terjadi bersamaan membentuk sel anak yang haploid,
tidak ada replikasi antara meiosis I dan meiosis II.
Gambar 9 : Meiosis I (Prophase I, Metaphase I, Anaphase I,
Telophase I dan Sitokinesis)
Prophase II :
apparatus gelondong terbentuk, akhir prophase
II, kromosom masing-masing terdidi atas dua kromatid yang tergabung disentromer
bergerak kearah lempeng metaphase
II.
Metaphase II :
kromoso-kromosom berjejer dilempeng metaphase,
karena pindah silang pada meiosis I, dua kromatid saudara dari masing-masing
kromosom tidak identik secara genetik, kinetokor kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus yang menjulur dari kutub-kutub yang bersebrangan.
Anaphase II :
kromatid bias terpisah karena penguraian protein-protein yang menggabungkan
kromatid-kromatid saudara di sentromer.
Telophase II dan Sitokinesis :
nukleus terbentuk, kromosom mulai terurai, dan sitokinesis terjadi, pembelahan
satu sel induk menghasilkan empat sel anakan, masing-masing dengan satu set
haploid kromosom. Masing-masing keempat sel anaan berbeda secara genetik dari
sel-sel anakan lain dan juga dari sel induk.
Gambar 10 : Meiosis II (Prophase II, Metaphase II, Anaphase II,
Telophase II & Sitokinesis)
Perbandingan pembelahan mitosis dan
meiosis :
Gambar 11 : Perbandingan Mitosis
dan Meiosis
Rangkuman perbandingan :
Properti
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Replikasi
DNA
|
Terjadi
saat Interphase sebelum mitosis
dimulai
|
Terjadi
saat Interphase sebelum meiosisi
dimulai
|
Jumlah
pembelahan
|
Satu
kali (Prophase, Metaphase, Anaphase,
dan Telophase)
|
Dua
kali (Prophase, Metaphase, Anaphase,
dan Telophase)
|
Sinapsis
dari Kromosom homolog
|
Tidak
terjadi
|
Terjasi,
saat Prophase I bersama pindah silang antara kromatid nonsaudara, kiasmata
yang dihasilkan menjaga pasangan kromosom tetap bersama akibat kohesi
kromatid saudara
|
Jumlah
sel anakan & komposisi genetik
|
Dua,
masing-masing diploid (2n) dan identik secara genetik dengan sel induk
|
Empat,
masing-masing haploid (n), mengandung separuh jumlah kromosom sel induk,
berbeda secara genetik dari sel induk dan dari satu sama lain
|
Peran
dalam tubuh hewan
|
Memungkinkan
dewasa multiseluler bertumbuh kembang dari zigot, menghasilkan sel-sel untuk
pertumbuhan, perbaikan dan, pada beberapa spesies reproduksi aseksual
|
Menghasilkan
gamet, mengurangi jumlah kromosom menjadi separuh dan menyebabkan
variabilitas genetik diantara gamet.
|
C. Pengaturan Siklus Sel
Siklus sel
digerakan oleh molekul sinyal spesifik yang ada dalam sitoplasma. Untuk
membuktikannya dua sel pada fase siklus sel yang berbeda difusikan, membentuk
satu sel tunggal dengan dua nukleus. Jika salah satu sel awal berada pada fase
Sintesis, sedangkan yang satu lagi berada pada fase G1, nukleus G1
segera memasuki fase Sintesis, seolah dirangsang oleh zat kimia yang
berada pada sitoplasma sel pertama. Hal yang sama pula jika satu sel yang
sedang mengalami mitosis difusikan dengan sel lain pada tahap apapun dari
siklus sel, G1 sekalipun, nukleus kedua segera memasuki mitosis,
dengan kondensasi kromatin dan pembentukan gelondong mitotik.
Checkpoint
pada siklus sel adalah titik kontrol saat sinyal berhenti dan sinyal maju terus
dapat meregulasi siklus. Banyak sinyal diterima pada titik pemeriksaan berasal
dari mekanisme mengawasan seluler dalam sel, sinyal itu melaporkan apakah
prose-proses seluler krusial yang seharusnya terjadi pada titik itu memang
telah berlangsung dengan benar dan apakah siklus itu boleh dilanjutkan.
Untuk banyak sel,
titik pemeriksaan G1 (retriksi) pada mamalia merupakan paling
penting. Jika sel menerima sinyal maju terus pada titik pemeriksaan G1, sel
biasanya akan menyelesaikan fase G1, S, G2 dan M yang
akan membelah. Jika tidak menerima sinyal maju terus pada titik itu, sel akan
keluar dari siklus, beralih ke kondisi yang tak membelah G0 phase.
|
|
|
Gambar
12 : Analogi Sistem control siklus sel dan Checkpoint G1
|
Fluktuasi ritmik
dalam hal kemelimpahan dan aktivitas dari molekul-molekul kontrol siklus sel
mengatur langkah urutan peristiwa siklus sel. Molekul-molekul peregulasi ini
terutama terdiri dari dua tipe protein yakni protein kinase dan protein siklin.
Protein kinase adalah enzim yang mengaktivasi atau menginaktivasi dengan cara
memfosforilasinya. Protein kinase memberikan sinyal maju terus pada titik
pemeriksaan G1 dan G2.
Kinase yang
menggerakan siklus sel terdapat pada konsentrasi konstan dalam sel yang sedang
bertumbuh, namun dalam sebagian besar waktunya berada dalam bentuk inaktif. Agar
aktif kinase harus melekat ke siklin, protein yang memperoleh nama dari
konsentrasinya yang berfluktuasi secara siklik di dalam sel. Karena
keharusannya ini disebut Cyclin-dependent
kinase (Cdk). Aktivitas Cdk naik-turun menurut perubahan konsentrasi mitra
siklinnya. Aktivitas fluktuatif dari dari Maturation-promoting
factor (MPF) sesuai dengan puncak konsentrasi siklin. Kadar siklin naik
selama fase S dan G2 dan kemudian menurun tajam selama fase M.
Kita dapat pula
menganggap MPF sebagai M-phase promoting
factor karena memicuh lewatnya sel melalui titik pemeriksaan G2 untuk
memasuki fase M. Ketika siklin yang terakumulasi selama G2 berasosiasi
dengan molekul Cdk, komplek MPF yang dihasilkan akan memfosforilasi berbagai
protein, dan mitosis pun terinisiasi. MPF bertindak sebagai kinase secara
langsung sekaligus bertindak secara tak langsung dengan cara mengaktivasi
kinase lain.
MPF menyebabkan
fosforilasi berbagai protein pada lamina nukleus yang mendorong fragmentasi
selaput nukleus selama prometafase mitosis. Selain itu MPF juga berkontribusi
dalam peristiwa-peristiwa molekuler yang dibutuhkan untuk kondensasi kromosom
dan pembentukan gelondong selama profase.
Selama anaphase,
MPF membantu memadamkan dirinya sendiri dengan cara menginisiasi proses yang
menyebabkan kehnacuran siklinnya. Bagian non-siklin dari MPF, Cdk, tertahan di
sel dalam bentuk inaktif sehingga berasosiasi dengan molekul siklin baru yang
disintesis selama fase S dan G2 pada putaran siklus sel berikut.
Gambar 13 : Fluktuasi dari aktivitas MPF dan
konsentrasi siklin selama siklus sel
|
Gambar 14 : Mekanisme molekuler yang membantu
meregulasi siklus sel
|
Penelitian
ilmuwan saat ini berkonsentrasi pada jalur-jalur yang menautkan sinyal dari
dalam dan dari luar sel dengan respon oleh kinase bergantung-siklin dan protein
lain. Contohnya : sinyal internal terjadi pada titik pemeriksaan fase M.
Anafase, pemisahan kromatid saudara, tidak dimulai sebelum semua kromosom
melekat dengan benar ke gelondong pada lempeng metaphase. Selama beberapa kinetokor belum melekat ke mikrotubulus
gelondong, kromatid-kromatid saudara tidak akan terpisah sehingga anaphase
tertunda. Kinetokor dari semua kromosom melekat ke gelondong, priotein
peregulasi yang sesuai akan teraktivasi. Begitu teaktivasi, protein tersebut
mulai memulai serangkaian peristiwa molekuler yang akhirnya menghasilkan
pembelahan enzimatik oleh kohesin, sehinga memungkinkan kromatid-kromatid
saudara untuk memisah.
Pada penelitian
menggunakan kultur hewan mengarahkan bahwa telah teidentifikasi banyak factor
eksterna baik kimia maupun fisika dapat mempengaruhi pembelahan sel. Pembelahan
sel bergantung pada ; factor pertumbuhan, density-dependent
inhibition dan anchorage dependent.
Hilangnya
kontrol siklus sel pada sel kanker dipengaruhi oleh sel kanker mengabaikan
sinyal-sinyal yang meregulasi siklus sel. Sel kanker juga membelah secara
berlebihan dan bahkan menginvasi jaringan lain. Sel kanker tidak berhenti
membelah meskipun faktor pertumbuhan telah habis.
D. Mitogen-Activated
Protein Kinases Mengatur Setiap
Tahapan Siklus Sel
Merupakan bagian
dari kinase yang menghubungkan rangsangan ekstraseluler dengan respon seluler
mulai dariaktivasi atau penekanan ekspresi gen, pengaturan kematian sel,
pertumbuhan dan diferensiasi. Famili MAPK telah dipelajari secara ekstensif, peran
kinase ini dalam pertumbuhan sel dan mengatur siklus sel semakin kompleks.
Mitogen-activated
protein kinases (MAPKs) dapat dibagi adalam empat
sub-famili yakni : the extracellular
signal-regulated kinase (ERK), big
mitogen-activated kinase (BMK1/ERK5), stress-activated
kinase of 38 kDa (p38), dan c-Jun
N-terminal kinase (JNK). Dalam tema penghematan setiap MAPKs diaktifkan
oleh fosforilasi treonin dan tirosin, dalam sebuah lingkaran aktivasi kinase, Thr-X-Tyr.
Substrat MAPK mengandung prolines segera mengikuti setelah serin atau treonin
menjadi sasaran fosforilasi. Induksi aktifitas kinase akan mengalir mencapai
sinyal kinase yang ditunjuk berurutan dari kinase ke substrat MAP4K, MAP3K,
MAP2K, dan MAPK. Bagaimanapun sinyal dari atas dapat mengaktifkan beberapa
MAPK3Ks atau MAP4Ks, dan ada yang menyilang diantara jalur. Karena jalur
spesifik dapat menjadi evolusi yang mencakup beberapa mekanisme yakni :
a. Pola
ekspresi diferensial dalam jaringan dan selama tahap perkembangan,
b. Hirarki
yang jelas tergantung konsentrasi substrat spesifik antara kinase dan
substratnya yang disediakan oleh tempat melekat,
c. Peraturan
lokasi kinase, dan
d. Organisasi
perancah jalur tersebut yang meningkatkan konsentrasi lokal kinase dan substrat
yang dipilih.
ERK
dalam Pengaturan Siklus Sel
ERK sub-famili
dinyatakan dalam ubiquitously yang terdiri dari ERK1 44 dan ERK2 42 kDa dan
diaktifkan oleh fosforilasi dalam tema Thr-Glu-Tyr. ERK1 dan ERK2 diaktifkan oleh rangsangan yang beragam
seperti faktor pertumbuhan, karsinogen, dan sitokin. Oleh karena itu, ERK1 dan
ERK2 berpartisipasi dalam jalur sinyal yang mengontrol hasil yang beragam,
namun umumnya berperan aktif dalam kelangsungan hidup sel, pertumbuhan, dan
diferensiasi. Peran ERK dan ERK-activating
kinases dalam siklus sel menunjukan ERK bertindak sebagai pengatur siklus
sel pada interphase. Namun rangsangan
mitogenik menyebabkan fosforilasi ERK dan perpindahalan lokasi aktif ERK ke
nukleus. Translokasi ini diperlukan ERK-dependent
activation untuk sintesis DNA dan perkembangan dari G1 ke fase S.
ERK memiliki
peranan penting dalam mengatur perkembangan G1 ke S-phase dalam menanggapai rangsangan mitogenik dan sangat penting
untuk transformasi Ras-mediated. Mitogen mengaktifkan small GTPase, Ras, yang nanti akan mengaktifkan aliran prototipe
MAPK sinyal (Ras-Raf-MEK-ERK) yang berakhir pada aktivasi ERK-mediated faktor transkripsi diantaranya Elk1,
c-Juni, c-Myc, dan c-Fos. Faktor transkripsi ini mengontrol ekspresi gen yang
penting untuk perkembangan siklus sel, termasuk cyclin D1 dan p21WAF1 /
CIP1.
Diluar checkpoint G1 ERK juga memberikan
kontribusi untuk perkembangan S-phase
yang dikenal dua mekanisme yakni; Pertama, ERK berkontribusi untuk transkripsi
dengan membangun regulasi dari faktor transkripsi E2F, yang diperlukan untuk
ekspresi cyclin A. Cyclin A diperlukan untuk stimulasi sintesis DNA selama S-phase dari siklus sel. Kedua, ERK
berperan mengatur sintesis DNA dan transformasi dengan mempromosikan
biosintesis pirimide melalui fosforilasi langsung dari carbamoyl-phosphate synthetase, aspartate transcarbamylase,
dihydroorotase polypeptide. Selain berfungsi dalam G1/S transisi dan S-phase, ERK juga dapat berpartisipasi
dalam kondensasi kromosom selama G2 dalam siklus sel. ERK dikenal
memfosforilasi MSK1, yang memfosforilasi histone H3 pada residu diketahui
penting untuk fungsi histon H3 di kromosom kondensasi.
Pembelahan sel
berlanjut dari G2 ke M-phase, pola
lokasi ERK aktif berubah. ERK aktif membatasi ke kinetochores, centrosomes, aster spindle, dan midbodies selama mitosis. MEK kinase hulu langsung mengaktifkan
ERK, juga diterjemahkan ke centrosomes
dan midbodies. Ada bukti menunjukkan
bahwa ERK centromeric dapat berfungsi
pada checkpoint perakitan spindel. Pertama,
peran ERK-dependent/actin-dependent dalam checkpoint
perakitan spindel dijelaskan pada Schizosaccharomyces
pombe. Kedua, ERK fosforilasi protein bermotor kinesin, CENP-E, komponen
sentromer kromosom diperlukan untuk berkumpul di pelat metafase selama prometaphase dan untuk checkpoint kumpulan spindel.
BMK1/ERK5 dalam Pengaturan
Siklus Sel
BMK1 atau yang
juga dikenal sebagai ERK5, adalah satu-satunya anggota dari MAPK yang terbagi
sub-kelas sendiri. BMK1 adalah ekspresi ubiquitously yang muncul dalam jaringan
dewasa, namun luar biasa diungkapkan dalam sistem kardiovaskular yang
berkembang di embrio dan diperlukan untuk pengembangan kardiovaskular.
Mengaktifkan fosforilasi pada tema Thr-Glu-Tyr dari 90-kDa BMK1 diprakarsai
oleh faktor pertumbuhan, stres oksidatif, dan tekanan osmotik, tetapi tidak di
sitokin inflamasi. Satu substrat BMK1 dipercaya telah diidentifikasi sampai
saat ini yakni; faktor
transkripsi penambah faktor miosit 2C (MEF2C). BMK1 juga diperlukan untuk
factor-mediated pertumbuhan perkembangan siklus sel dan bekerja sama dengan ERK
dalam transformasi Ras-mediated dalam sistem kultur sel. Hal ini diketahui
bahwa BMK1 terlokalisir terutama dalam inti selama interfase.
Stress-Activated
Protein Kinase dari 38 kDa (p38) dalam Pengaturan Siklus Sel
p38 sub-famili
dari 38 kDa MAPKs terdiri p38 α, β, γ, dan δ, yang diaktifkan oleh fosforilasi
pada tema Thr-Gly-Tyr. Ada bukti yang berkembang p38 juga dapat mengatur siklus
sel, isoform p38α sangat penting untuk perkembangan embrio dan memiliki peran
dalam perkembangan pembuluh darah.
p38 mengatur checkpoint G1/S-phase dalam menanggapi stres pada sel mamalia; Namun, p38 dapat
juga mengaktifkan checkpoint G1/S-phase dan mempromosikan perkembangan
melalui checkpoint ini.
JNK dalam Peraturan
Siklus Sel
JNK sub-famili
mengandung 10 isoform dari 46 atau 54 kDa (JNK1α1, JNK1α2, JNK1β1, JNK1β2,
JNK2α1, JNK2α2, JNK2β1, JNK2β2, JNK3α1, dan JNK3α2) yang dihasilkan oleh
sambungan tiga gen alternatif (JNK1, JNK2, JNK3) dalam jalur katalitik dan pada
carboxylterminus.
JNK telah
terlibat dalam regulasi basal transisi G1/S-phase,
perkembangan S-phase, dan mitosis oleh beberapa penelitian. Dalam siklus sel
degradasi p21WAF1/CIP1 protein regulasi diperlukan untuk
perkembangan dari G1 ke fase S dan untuk menyelesaikan fase S. JNK diketahui
berinteraksi dengan cara memfosforilasi, dan meningkatkan stabilitas regulasi
siklus sel, p2WAF1/CIP1. Dalam model T-sel manusia, JNK dinamis
mengaitkan dengan p21WAF1/CIP1 selama siklus sel, dengan gangguan
asosiasi berkorelasi dengan penurunan p21WAF1/CIP1 stabilitas
protein dan aktivasi JNK pada transisi G1/S-phase.
Hal ini menunjukkan bahwa aktivasi JNK berperan dalam perkembangan ke dalam dan
melalui fase S.
JNK menempati centrosomes dalam sel mamalia sepanjang
siklus sel dan aktivitas JNK di lokasi ini mencapai maksimum pada metafase
mitosis. JNK berpartisipasi dalam regulasi G1/S dan
checkpoint S-fase. Pertumbuhan
penerima rangsang faktor-α trombosit yang diturunkan telah terbukti melawan
perkembangan G1/S-fase dengan mengaktifkan JNK, yang memberikan kontribusi
untuk peningkatan ekspresi p21WAF1/CIP1. Jalur antiproliferasi ini
muncul untuk menyeimbangkan sinyal mitogenik dari platelet-derived growth factor receptor-α yang mencegah
transformasi.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah
menyelesaikan makalah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa, pembelahan sel
terdiri dari pembelahan amitosis, pembelahan mitosis, dan pembelahan meiosis. Siklus
sel juga diregulasi oleh sistem kontrol molekuler yang terdiri dari checkpoint, siklin dan kinase
bergantung-siklin, dan sinyal internal dan eksternal pada checkpoint.
MAPK merupakan
bagian dari kinase yang menghubungkan rangsangan ekstraseluler dengan respon
seluler mulai dariaktivasi atau penekanan ekspresi gen, pengaturan kematian
sel, pertumbuhan dan diferensiasi. Mitogen-activated
protein kinases (MAPKs) dapat dibagi adalam empat sub-famili yakni : the extracellular signal-regulated kinase
(ERK), big mitogen-activated kinase (BMK1/ERK5),
stress-activated kinase of 38 kDa
(p38), dan c-Jun N-terminal kinase
(JNK).
B. Saran
Setelah penulis menyelesaikan
makalah ini, ada pun saran yang ingin disampaikan yakni:
ü Siklus
sel baiknya dipelajari dengan seksama sehingga dapat dijadikan bekal untuk masa
yang akan datang.
ü Pembelajaran
siklus sel baiknya dilaksanakan dengan inquiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Becker, Wayne M. (2012). Becker’s, World of the Cell_8th Edition. Benjamin Cummings
Campbell, Neil A. et all. (2011). Biology_10th Edition. Pearson
Clark, David. (2005). Molecular Biology. Elsevier Academic Press
Fatchiyah. (2011). Biologi Molekular: Prinsip Dasar Analisis. Jakarta:
Erlangga
MacCorkle, Rebecca A. and Tse-Hua Tan. (2005). Mitogen-Activated Protein Kinases in
Cell-Cycle Control. Cell Biochemistry and Biophysics. Volume 43
Subowo. (2011). Biologi Sel_6th Edition.
Jakarta: Sagung Seto
Weaver,Robert
F. (2008). Molecular Biology_5th Edition. The McGraw-Hill Companies,
Inc.
Gambling in San Francisco - Mapyro
BalasHapusCheck out the mapyro 군포 출장마사지 of San 안동 출장마사지 Francisco, San Francisco. 하남 출장마사지 In 강원도 출장마사지 the heart of the Fremont Street Experience, the city's first-ever outdoor gaming 화성 출장안마 space